Finlandia dan Penilaian Diri Secara Jujur

ellaanwr
4 min readNov 3, 2022

--

Letak geografis Finlandia

Awalnya, artikel ini hendak dikhususkan sebagai opini tentang penilaian diri yang jujur. Namun, setelah dipikir-pikir, baiknya topik ini dikaitkan dengan sejarah Finlandia yang merupakan contoh yang sangat tepat terkait penilaian diri yang jujur. Mari kita mulai dari sejarah Finlandia.

Finlandia di Masa Lalu

Jika membaca sejarah Finlandia, kita akan menemukan fakta bahwa negara ini merupakan negara yang dulunya tidak merdeka serta miskin. Seratus tahun sebelum perang dunia pertama, Finlandia merupakan bagian dari otonom Rusia. Pada perang dunia kedua, Finlandia sudah merdeka, tetapi masih miskin. Perekonomian Finlandia pada saat itu masih berfokus ke pertanian dan produk hutan.

Dewasa ini, Finlandia dikenal di seluruh dunia berkat teknologi serta indistrinya, dan telah menjadi salah satu negara terkaya di dunia dengan rata-rata pendapatan perkapitanya sebanding dengan Jerman dan Swedia (Diamond, 2019).

Sampainya bangsa Finlandia ke titik ini sangat tidak mudah. Konflik internal serta eksternal yang terjadi membuat bangsa ini banyak belajar dari sejarah mereka yang kelam.

Negara tetangga Finlandia, Rusia, kerap kali ingin menguasainya. Bangsa Finlandia pernah kehilangan salah satu daerahnya setelah perang dengan Rusia. Namun, pejuang Finlandia tidak menyerah begitu saja. Mereka melakukan perlawanan hingga akhirnya bisa kembali merebut daerah tersebut. Perang antara Rusia melawan Finlandia tidak hanya terjadi sekali, bahkan berkali-kali. Finlandia bukannya sendirian, ia punya sekutu. Sayangnya, ketika Finlandia membutuhkan bantuan melawan musuh, nyaris tidak ada bantuan berarti yang datang.

Dari pengalaman pahit yang diperoleh saat itu, bangsa Finlandia sadar, mereka tidak akan bisa menang melawan Rusia. Akhirnya, setelah melalui proses yang panjang, bangsa ini berhasil membuktikan kepada Rusia bahwa membiarkan mereka merdeka lebih menguntungkan dibandingkan menjajahnya. Dalam kondisi tersebut mereka terpaksa melakukan sesuatu yang dalam kondisi lain bakalan dianggap memalukan oleh bangsa lain. Langkah terebut diambil karena mereka sadar dan menerima kenyataan pahit bahwa Finlandia merupakan negara kecil yang lemah. Mereka tidak akan bisa menandingi Rusia yang sangat besar.

Jika tidak mengenal lebih jauh sejarah negara ini, kita mungkin akan menganggap banyak kebijakan yang diberlakukan sebagai sesuatu yang memalukan bagi sebuah negara demokrasi. Hal ini hanya berlaku di Finlandia, sampai muncullah istilah yang disertai kritik terhadap Finlandisasi, yang kata orang Finlandia, “Finlandisasi tidak untuk dieksport.” Artinya, itu milik di Finlandia dan hanya berlaku di Finlandia, tidak untuk negara lain.

Mengapa negara Finlandia sangat cocok sebagai contoh terkait penilaian jujur terhadap diri sendiri?

Banyak orang menilai diri mereka terlalu tinggi atau terlalu rendah. Ada orang yang menganggap dirinya bisa melakukan segalanya. Ia dengan senang hati menguras habis tenaganya untuk melakukan segala hal yang membuatnya kewalahan.

Ada pula orang yang menilai dirinya dengan membandingkan dengan orang lain. Padahal itu tidak apple to apple, tidak setara. Semua orang punya cerita masing-masing. Tidak mungkin mereka punya cerita yang persis sama. Oleh karena itu, rasanya kurang bijak jika kita mengevaluasi diri kita dengan mengambil perbandingan dengan orang lain. Bukankah lebih bijak jika kita mengevaluasi diri dengan membandingkan diri hari ini dengan diri yang kemarin?

Kita yang lebih mengenal diri kita. Dengan melakukan penilaian jujur, kita akan menyadari bahwa banyak hal penting yang kita lewatkan sebelumnya.

Dalam pengambilan keputusan, melakukan penilaian yang jujur terhadap diri sendiri akan memberikan dampak yang sangat positif. Salah satunya berkaitan dengan emosi yang terlibat saat mengambil keputusan.

Bagi seorang yang tidak jujur melakukan penilaian terhadap dirinya, keputusan yang diambil kemungkinan besar tidak akan sesuai dengan kapabilitasnya, ada terlalu banyak emosi yang berperan. Terlalu banyak mencampuradukkan emosi bisa membuat keputusan kita tidak rasional. Dampaknya? Sulit diprediksi.

Jika saja Finlandia tidak melakukan penilaian jujur terhadap diri sendiri, mungkin mereka akan terus berperang melawan Rusia. Berkat penilaian jujur terhadap diri sendiri, bangsa Finlandia menemukan cara mendapatkan kemerdekaan mereka. Salah satunya adalah dengan menjalin kerjasama dengan Rusia.

Berikut penjelasan Presiden Kekkonen mengenai kebijakan luar negeri Finlandia yang diterapkannya bersama Paasikivvi, “Tugas dasar kebijakan luar negeri Finlandia adalah rekonsiliasi keberadaan bangsa kami dengan kepentingan-kepentingan yang mendominasi lingkungan geopolitik Finlandia… [Kebijakan luar negeri Finlandia adalah] diplomasi preventif. Tugas diplomasi ini adalah mengindera datangnya bahaya sebelum bahaya itu menjadi terlalu dekat dan mengambil langkah-langkah yang membantu menghindarinya–paling bagus dalam cara sedemikian rupa sehingga sesedikit mungkin orang menyadari cara itu telah dilaksanakan… Terutama untuk negara kecil yang tidak berangan-angan bahwa pendirinya akan bisa memberinya pengaruh besar, mutlak penting untuk mampu dengan cepat menyusun gagasan yang benar mengenai kekuatan faktor-faktor yang akan menjadi sandaran perkembangan mendatang di sektor militer dan politik… Suatu bangsa harus mengandalkan dirinya semata. Tahun-tahun perang memberi kami pelajaran mahal dari segi itu… Pengalaman juga mengajari kami bahwa kami negara kecil tidak bisa mencampuradukkan emosi–mau itu perasaan simpati ataupun antipati–ke dalam solusi-solusi kebijakan luar negerinya. Kebijakan luar negeri yang relistis harus didasarkan kepada kesadaran akan faktor-faktor esensial dalam politik internasional, yaitu kepentingan nasional dan hubungan kuasa antarnegara.” (Diamond, 2019).

Hasilnya, Rusia tidak lagi punya motivasi untuk mengambil alih Finlandia. Membiarkan Finlandia merdeka justru lebih menguntungkan mereka dibandingkan menguasainya.

Penilaian yang tepat terhadap diri sendiri sangat penting untuk menghasilkan keputusan yang lebih jernih dan minim bias. Dengan melakukan penilaian diri sendiri dengan jujur kita bisa mengenali kelebihan dan kekurangan kita, melihat jauh ke dalam diri kita, menilai apa yang bisa dan tidak bisa kita lakukan, serta menemukan solusi untuk mengatasi krisis yang terjadi. Tidak melibatkan terlalu banyak emosi saat melakukan penilaian diri memberikan hasil refleksi yang lebih jernih terhadap diri kita. Sebaliknya, melibatkan terlalu banyak emosi justru akan memberikan banyak sekali bias dalam penilaian diri. Jadi, coba lakukan penilaian diri secara jujur tanpa melibatkan banyak emosi agar keputusan yang dihasilkan minim bias.

Sebagai kesimpulan, penerimaan diri dengan jujur membantu bangsa Finlandia menemukan solusi untuk masalah mereka. Tidak hanya itu, kini Finlandia telah menjadi salah satu negara terkaya dengan sistem pendidikan terbaik di dunia.

I think, we can apply this to our own self-assessment.

--

--

ellaanwr
ellaanwr

No responses yet