Fosil

ellaanwr
2 min readDec 12, 2022

--

Source : https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2020/05/19/68021614.jpg

Jika mendengar kata ‘fosil’, salah satu contoh yang mungkin muncul dibenak kita adalah dinosaurus.

Bicara tentang dinosaurus, bagaimana manusia bisa tahu kalau dinosaurus pernah menghuni Bumi? Padahal tidak satupun manusia yang pernah melihat mereka berlarian di permukaan Bumi. Kita juga tidak punya mesin waktu untuk kembali ke masa lalu, melakukan verifikasi kemudian kembali ke masa sekarang.

Namun, kita punya satu petunjuk penting, yaitu fosil.

Fosil terbuat dari batu. Fosil adalah batu yang bentuknya mengikuti hewan atau tumbuhan mati. Proses pembentukan fosil (fosilisasi) memakan waktu yang sangat panjang, mulai dari ribuan hingga jutaan tahun.

Bagaimana fosil terbentuk?

Bila ingin menjadi fosil, kuncinya adalah terkubur di lumpur atau tanah lempung yang jenisnya dapat mengeras membentuk batuan endapan.

Fosil terbentuk karena senyawa organik dalam tulang digantikan oleh mineral-mineral yang ada di daerah pengendapan.

Misalnya, ada hewan yang kebetulan terbawa air ke dalam lumpur, mungkin di muara. Bila lumpur tersebut nantinya mengeras dan menjadi batuan endapan, tubuh hewan tersebut mungkin membusuk dan hancur, menyisakan cetakan berongga tubuhnya dalam batuan yang sedang mengeras, yang kelak kita temukan. Atau cetakan kosong itu mungkin terisi oleh endapan baru. Atau atom-atom dan molekul-molekul dalam tubuh hewan digantikan satu per satu oleh atom-atom dan molekul-molekul mineral dari air, yang nantinya mengkristal membentuk batu [1].

Untuk mengetahui apakah suatu tulang sudah menjadi fosil atau belum, perlu dilakukan analisis unsur terhadap tulang tersebut. Analisis dilakukan dengan mendeteksi ada atau tidaknya senyawa organik. Jika sudah tidak ditemukan senyawa organik di dalamnya, maka dapat dikatakan bahwa tulang tersebut sudah menjad fosil [2].

--

--